Ekspositori adalah bentuk pembelajaran yang lebih menekankan pada bertutur atau bercerita secara verbal. Guru mempunyai peran paling utama untuk bertutur di hadapan siswa. Para siswa bertugas untuk menyimak dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Materi pelajaran sudah dirancang dan disiapkan dengan baik oleh guru sehingga ketika bertutur atau bercerita mampu menjiwai dengan baik. Strategi pembelajaran ekspositori ini digunakan secara langsung oleh guru pada materi yang bersifat fakta-fakta sejarah yang sudah tidak menuntut lagi untuk berpikir ulang. Berikut adalah ilustrasi penggunaan strategi pembelajaran ekspositori.
Seorang guru sejarah mengajarkan materi pelajaran tentang terjadinya perang Diponegoro. Guru bercerita tentang kegigihan Diponegoro melawan kaum penjajah. Kemampuan guru membawakan cerita degan suara yang jelas, kadang meledak-ledak, dan kadang melemah membawa siswa seakan-akan menjadi bagian dari cerita melawan kekejaman penjajah. Suara guru harus menggelegar ketika menceritakan bagaimana sang pangeran dengan gagah berani memimpin perang di atas kudanya sambil menghunus pedang. Sesekali tangannya menunjuk gambar sambil menyebutkan nama-nama prajurit setianya, seperti Sentot Prawirodiro, Kiai Mojo, dan lain-lain. Dan, suara guru melemah ketika akhirnya sang paengeran ditangkap oleh penjajah.
Dengan gaya dan keterampilannya bertutur, guru dapat membangkitkan emosi siswa, tidak sedikit siswa yang mengepalkan tangannya ketika guru sedang menceritakan bagaimana kelicikan penjajah menangkap Diponegoro sampai akhirnya ia dibuang. Selesai berceerita, guru dapat melanjutkan proses pembelajaran dengan tanya-jawab, baik mengenai urutan kejadian hingga pecahnya perang, tempat, dan waktu kejadian ataupun mengenai pendapat siswa tentang peran dan perjuangan sang pangeran.
Sampai siswa kembali ke rumahnya masing-masing, kejadian-kejadian seperti yang diceritakan guru dalam perang Diponegoro itu terus melekat dalam ingatan siswa. Gambar Pangeran Diponegoro yang sedang naik kuda dengan pedang terhunus, yang sengaja dipasang di papan tulis oleh guru beserta prajurit-prajurit setianya yang gagah berani, seperti Kiai Mojo, Sentot Prawirodirjo, dan lain-lain, terus menari-nari dalam ingatan siswa. Dari penuturan cerita guru, siswa akan dengan mudah menghafal urutan tahun dan tempat kejadiannya. Bukan hanya itu, efek dari cerita itu dapat membangkitkan minat siswa untuk membaca kisah-kisah perlawanan terhadap penjajah. Seiring dengan tumbuhnya minat tersebut, bangkit pula kesadaran nasionalisme siswa dan kecintaan mereka terhadap tanah air sebagai penghargaan kepada para pahlawan.
Dalam ilustrasi tersebut, guru berhasil menyampaikan materi pelajaran sejarah dengan baik dan menyenangkan karena ditopang dengan kemampuan bercerita guru yang baik. Strategi ekspositori ini membeutuhkan kemampuan guru untuk benar-benar memahami materi yang akan disampaikan, karena dalam strategi ini guru menjadi sentral pengetahuan. Guru bertindak sebagai orang yang mampu menggugah, menginspirasi, dan membangkitkan emosi siswa. Guru berperan sebagai aktor pemberi stimulus sehingga siswa mampu memberikan respons.
(Sumber: Rudi Hartono, 2014)
Demikian pembahasan tentang strategi pembelajaran ekspositori, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang strategi pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Reviewed by My Profile
on
6:27 AM
Rating:
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.